Hari Jamu Nasional dan Koleksi Terkait Jamu di Perpustakaan UPI

Tanggal 27 bulan Mei setiap tahunnya, mulai tahun 2008, diperingati sebagai Hari Jamu Nasional. Diresmikan oleh Susilo Bambang Yudhoyono, peringatan hari jamu ditujukan untuk melestarikan jamu sebagai warisan budaya bangsa. Secara sederhana, jamu dapat juga disebut sebagai obat herbal asli Indonesia yang diracik menggunakan bahan-bahan alami untuk menjaga kesehatan dan juga menyembuhkan penyakit. Bahan-bahan yang digunakan cukup mudah ditemukan di lingkungan sekitar kita, seperti daun, rimpang, batang, buah, bunga, dan kulit batang.

Kata jamu berasal dari bahasa Jawa kuno, yaitu jampi atau usodo. Jampi atau usodo memiliki arti penyembuhan menggunakan ramuan obat-obatan atau doa-doa. Istilah jampi banyak ditemukan pada naskah kuno, seperti pada naskah Gatotkacasraya yang ditulis oleh Mpu Panuluh dari Kerajaan Kediri pada masa Raja Jayabaya.

Siapa sangka jamu sudah ada sejak zaman dahulu? Terdapat banyak sekali bukti sejarah yang menyebut bahwa jamu telah ada pada zaman kerajaan Hindu-Buddha. Tahun 1831 tahun penulisan Serat Kawruh, salah satu isinya menceritakan tentang 922 resep obat berbahan alami. Selain itu ada juga relief yang menggambarkan pembuatan atau penggunaan jamu yang bisa ditemukan pada beberapa candi di Indonesia seperti Candi Borobudur, Prambanan, Penataran, Sukuh, dan Tegalwangi.

Selain dari relief candi, jamu juga ada dalam Prasasti Madhawapura peninggalan Kerajaan Majapahit. Dalam prasasti, disebutkan bahwa profesi peracik jamu yang disebut dengan acaraki. Seorang acaraki harus berdoa terlebih dulu sebelum meracik jamu. Ia juga harus bermeditasi dan berpuasa sebelum meramu jamu. Semua ini harus dilakukan supaya ia bisa merasakan energi positif yang bermanfaat untuk kesehatan. Ritual ini dilakukan karena masyarakat Jawa kuno percaya bahwa Tuhan adalah sang penyembuh sejati.

Awalnya, jamu hanya diperuntukkan bagi kalangan istana kerajaan. Namun lambat-laun akhirnya jamu mulai didistribusikan untuk masyarakat. Dan tidak hanya di Indonesia, penggunaan obat herbal atau jamu ini juga dikenal di berbagai kebudayaan besar lainnya. 5000 tahun lalu, penggunaan tanaman obat tertulis di lempengan tanah liat di Nagpur, India. Tahun 2500 sebelum masehi, buku Pen T’Sao karya Kaisar Shen Nong menyebut akar dan rerumputan sebagai bahan baku 365 obat tradisional.

Saat ini, berdasarkan penelitian, 95,6% masyarakat Indonesia mengakui manfaat jamu bagi kesehatan, dan jumlahnya meningkat signifikan pada masa pandemik Covid 19 kemarin. Sekitar 20-28% penduduk dunia juga menggunakan pengobatan dengan obat tradisional, dan ini cukup menguntungkan Indonesia sebagai pengekspor jamu, dengan nilai ekspor US$ 41,5 juta pada tahun 2021.

Bila tertarik lebih jauh untuk mengetahui informasi terkait obat herbal atau jamu ini, UPI Readers bisa membaca beberapa buku koleksi Perpustakaan UPI berikut ini;

  1. 24 Herbal Legendaris untuk Kesehatan Anda karya Rina Nurmalina. Bisa ditemukan di titik layanan Sirkulasi lantai 1 dan Reserve lantai 2 dengan nomor panggil 615.321 NUR d
  2. 493 Resep Ramuan Herbal Berkhasiat untuk Cantik Alami Luar Dalam karya Ami Wahyu, bisa ditemukan di titik layanan Reserve lantai 2 dengan nomor panggil 615.321 AMI e
  3. Panduan Sehat Sembuhkan Penyakit dengan Pijat dan Herbal karya Ira Trionggo, bisa ditemukan di titik layanan Sirkulasi lantai 1 dengan nomor panggil 615.8 IRA p
  4. Pengobatan Cara Herbal dan Pijat Refleksi karya Rahimsyah, bisa ditemukan di titik layanan Reserve lantai 2 dengan nomor panggil 615.882 RAH p
  5. Sdehat dan Hemat dengan Pengobatan Herbal karya Abdul Gafar, bisa ditemukan di titik layanan Sirkulasi lantai 1 dengan nomor panggil 582.12 ABD s.

Demikian informasi terkait obat herbal yang sering juga disebut jamu dan mengenai koleksi Perpustakaan UPI. Selamat memperingati Hari Jamu Nasional, dan tentunya, Selamat Membaca.

Sumber Pustaka

Admin SMP.(2021, 31 Mei). Jamu Gendong, Warisan yang Sudah Ada sejak Ratusan Tahun Silam. Diakses pada 26 Mei 2023, dari https://ditsmp.kemdikbud.go.id/jamu-gendong-warisan-leluhur-yang-sudah-ada-sejak-ratusan-tahun-silam/

Tempo. 2023. Obat Tradisional. Tempo No.5114, ed. 22-28 Mei 2023.

Sumber Gambar

20211117091107-1-ilustrasi-temulawak-001-kurnia-azizah diakses pada 26 mei 2023 dari https://www.merdeka.com/trending/6-manfaat-jamu-temulawak-bagi-kesehatan-tubuh-dapat-turunkan-risiko-terkena-kanker-kln.html