Apa itu buku fiksi? Dikutip dari buku “Konsep dan Pendekatan Kajian Prosa Fiksi”, yang ditulis oleh Rukayah, dkk (2023)[1], fiksi sering disebut juga dengan cerita rekaan. Fiksi merupakan cerita dalam prosa, hasil olahan pengarang berdasarkan pandangan, tafsiran, dan penilaiannya tentang peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi, ataupun pengolahan tentang peristiwa-peristiwa yang hanya berlangsung dalam khayalan (Semi, 1993 :31)[2]. Kamus Oxford [3] pun memberikan pengertian yang serupa, dimana ”Fiction is a literature in the form of prose that describes imaginary events and people, something that is invented or untrue.”.
Pengertian-pengertian ini memberikan gambaran bahwa semua karya tulis atau karya sastra yang ditulis dari khayalan, rekaan dan tidak nyata, bisa disebut sebagai karya fiksi. Akan tetapi seringkali karya fiksi ini juga berupa pandangan, tafsiran atau penilaian pengarang terhadap suatu kejadian yang telah atau pernah berlangsung. Sampai disini definisi ini serupa dengan definisi karya ilmiah. Tapi yang menjadi pembeda adalah gaya bertutur dalam fiksi tentunya lebih naratif ketimbang deskriptif, dan lebih banyak melibatkan alur cerita di seputar tokoh-tokoh rekaan ketimbang pembahasan teori-teori yang mendukung analisis.
Berasal dari seni bertutur, embrio karya fiksi terlahir di zaman awal budaya manusia, dimana kenyataan dan kepercayaan saling berkelindan membentuk kebudayaan. Struktur yang muncul di awal sejarah fiksi tidak terpisahkan dari sejarah dan mitologi suatu bangsa. Perbedaan ini baru terlihat di era Yunani Kuno, dimana kisah roman, kepahlawanan dan fantasi mulai muncul.
Struktur novel modern mulai diperkenalkan di awal abad ke 17 oleh Miguel de Cervantes dengan bukunya yang berjudul Don Quixote (bisa ditemukan di Fiction Corner lantai 2 dengan nomor klasifikasi FIC 863 CER d), menjadi model utama dalam pembuatan sebuah karya fiksi di abad 18 dan 19. Pertama kali sebuah karya fiksi yang masuk ke Indonesia adalah karya novel terjemahan, dan masa ini dinamakan Masa Sastra Melayu Lama sekitar tahun 1870-an.[16] Pada tahun 1920 mulai terbit karya sastra berupa prosa seperti novel, cerpen, drama dan lain sebagainya yang ditulis oleh orang Indonesia. Angkatan ini dikenal dengan Angkatan Balai Pustaka, dimana karya karya novelis Indonesia yang terkenal pada masa ini adalah Sitti Nurbaya karya Marah Roesli (bisa ditemukan di Fiction Corner lantai 2 dengan nomor klasifikasi FIC 899.221 308 5 RUS s), dan Salah Asuhan karya Abdoel Moeis (bisa ditemukan di Fiction Corner lantai 2 dengan nomor klasifikasi FIC 899.221 MOE s). Dengan perkembangan kesusateraan, karya fiksi terus berubah strukturnya, demi memenuhi tujuan utamanya yaitu menghibur pembaca.
Saat ini di Perpustakaan UPI telah dibuka Fiction Corner yang berada bersama Anti Stress Corner, dimana seluruh koleksi karya fiksi milik Perpustakaan UPI yang tadinya ada di koleksi Sirkulasi dan Reserve dikumpulkan menjadi satu, dan seluruhnya bisa dipinjamkan. Seperti tujuan utama karya fiksi, tujuan pembangunan Fiction Corner adalah untuk menjadikan Pemustaka Perpustakaan UPI, terutama Mahasiswa, bisa menjadikan Perpustakaan menjadi tempat yang menyenangkan untuk beristirahat sejenak dari hiruk pikuk kegiatan perkuliahan. Sebagai catatan, karena seluruh koleksi Fiction Corner ini bisa dipinjam, mari kita jaga kondisi buku-buku tersebut agar awet dan bisa dibaca dalam waktu yang lama.
Perpustakaan UPI senantiasa berusaha untuk memberikan yang terbaik kepada civitas academica, baik dalam penyediaan layanan informasi akademik maupun non akademik, seperti Motto-nya “Answers at it’s best to any quests”, dan senantiasa melaksanakan PRUNG! Untuk Perpustakaan UPI Prestatif dan Unggul.
Sumber bacaan:
[1] Rukayah, Aziz Thaba, Sehe Madeamin, Abdul Kadir. 2023.Konsep Dan Pendekatan Kajian Prosa Fiksi. PT. Mafy Media Literasi Indonesia.
[2] Atar M, Semi. 1993. Metode Penelitian Sastra, Bandung: Penerbit Angkasa.
[3] https://languages.oup.com/google-dictionary-en/
[4] https://en.wikipedia.org/wiki/Fiction
[5] https://id.wikipedia.org/wiki/Fiksi
Reference Librarian di Perpustakaan Pusat Universitas Pendidikan Indonesia, saat ini masih menjadi Ketua Ikatan Pustakawan Indonesia untuk wilayah Bandung Raya, Ketua V Ikatan Sarjana Ilmu Perpustakaan dan Informasi Indonesia, serta Sekretaris Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca Kota Bandung.
